Saya berdiri di pintu, terpana dan lalu tersenyum melihat sepasang suami istri --yang sudah cukup berumur. Mereka asik bermain game di sebuah tablet di kursi antrian, entah game apa itu, saya tidak tahu namanya (belakangan saya tahu, nama gamenya onet-onet). Tapi, dari hasil intipku, semacam permainan mencocok-cocokan gambar yang sama diantara ratusan gambar yang ada. Kebetulan atau tidak, permainan yang sedang mereka mainkan mengantar pikiranku pada apa yang dibutuhkan dalam sebuah hubungan: kesamaan.
Ya, dalam sebuah hubungan, apapun jenisnya, kita harus fokus pada kesamaan, menumbuhkannya, merawatnya dan, bukan memperlebar jurang perbedaan. Bukankah kebanyakan orang seperti itu ketika berada di ujung kejenuhan? Bukan membuka halaman-halaman yang indah, bukan menyepu bagian yang lepuh tapi malah sibuk mencari-cari alasan (mengorek perbedaan dan kekesalan, membesarkan kejelekan dan keburukan) agar bisa berpisah dari orang yang di awalnya sangat dielu-elukan. Jauh lebih dalam, semua itu bisa berjalan bila dilandasi oleh komitmen yang kuat: keinginan untuk bersama-sama dalam kebaikan, bukan berselubung pemanfaatan atau sekedar pelarian. Dan, kembali lagi, suburkan kesamaan, samarkan perbedaan.
Jadi, lebih dari sekedar alat membunuh kejenuhan, bukan menjadi sumber pertengkaran --sebagaimana beberapa rumah tangga yang sering cekcok gegara BBM & sosmed, pasangan tua ini menunjukan gadget bisa menjadi perekat agar hubungan menjadi semakin mesra.
Puskemas Lalombaa, 28 Maret 2016
Puskemas Lalombaa, 28 Maret 2016
*maaf pak, bu, saya memotret kalian diam-diam*
Mereka romantis pada porsinya��
BalasHapus